Leyeh

30 October - 9 November 2024

09.00 - 17.00

Exhibition 1x1

Leyeh

Leyeh

Perkembangan zaman menghadirkan teknologi digital yang perlahan menggeser dunia analog. Keberadaan teknologi digital membantu manusia melompati beberapa tahap dalam urutan kehidupan sehingga dapat lebih cepat mencapai apa yang dituju. Pergeseran menuju dunia digital berdampak pada keutuhan siklus akibat hilangnya tahapan dalam urutan tersebut.
Secara praktis, pergeseran dunia analog menuju digital terlihat dalam potret bergesernya ojek pangkalan ke ojek online. Dunia digital membantu manusia melewati tahapan dalam memesan layanan ojek tanpa perlu menghampiri pangkalan.

– Ojek Pangkalan : Ruang yang Hilang
Hilangnya satu tahapan tersebut berakibat turut hilangnya ruang istirahat ojek, yaitu pangkalan tersebut. Fenomena yang selanjutnya muncul adalah ojol yang bergelandang di setiap sudut kota tanpa memiliki ruang jenak yang layak untuk mereka beristirahat. Hal tersebut diikuti dengan hilangnya pemahaman akan pentingnya ruang itu dalam menjaga keproduktifan bekerja.

– digitalization in working environment.
Beriringan dengan bergesernya dunia analog menuju dunia digital, perspektif terkait makna ‘produktif’ pun ikut bergeser. Hingga muncul istilah ‘toxic productivity’, yaitu fenomena bekerja melampaui batas tanpa menghiraukan siklus beristirahat demi mencapai prestis dan ekspektasi.
Rasa lelah tersebut terus menempel dan diperkuat oleh suasana padat jalanan kota. Tak heran, banyak bermunculan kasus traffic fatigue yang diakibatkan oleh pergeseran siklus istirahat.
Hal tersebut adalah potret nyata lain pengorbanan siklus istirahat di ruang urban. Sadar atau tidak, mereka telah mengorbankan ruang dan waktu untuk beristirahat meski paham akan pentingnya ruang itu dalam menjaga keproduktifan bekerja.

– Tactical Urbanism
Dalam usaha mengembalikan siklus yang hilang, modul ruang leyeh dihadirkan dalam bentuk tactical urbanism untuk mengaktifkan ruang-ruang terbengkalai pada kawasan kota yang padat menjadi ruang untuk beristirahat sejenak, dengan jenak, bagi para pekerja urban.
Menganalisis siklus yang ada beserta pergeserannya, bukan tidak mungkin bahwa di masa depan, tempat tidur adalah bentuk street furnishing baru dan umum di kawasan kota padat. Untuk itu, diperlukan studi bagaimana aktivitas yang biasanya dilakukan dalam ruang privat, dapat dilakukan di ruang publik.

– Urban Laziness
Street furnishing yang awalnya hanya ditujukan sebagai amenitas pedestrian, dapat menjadi suatu bentuk kampanye untuk menggelorakan isitrahat sejenak disela kesibukan.
Urban Laziness menjadi suatu gerakan untuk menggelorakan pentingnya istirahat di tengah kepadatan kota dan pekerjaan yang menumpuk demi tercapainya keseimbangan hidup para pekerja urban.
Aktivitas seperti, tidur, mengobrol, makan dan minum, atau sekedar duduk, serta aktivitas istirahat lain perlu disemarakkan kembali untuk mengingatkan pentingnya tahapan beristirahat dalam siklus keseharian manusia.

Leyeh

30 October - 9 November 2024

09.00 - 17.00